Arsip foto - Militer Pakistan berjaga di gerbang perbatasan dengan Afghanistan. /ANTARA/Anadolu/aa.
Ankara, Pena Medan -
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Minggu (9/11) mengatakan delegasi Turki yang terdiri atas menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan kepala Organisasi Intelijen Nasional (MIT) akan mengunjungi Pakistan pekan depan untuk membahas gencatan senjata dengan Afghanistan.
Pada Rabu lalu, portal Tolo News melaporkan bahwa putaran ketiga pembicaraan antara Afghanistan dan Pakistan telah dimulai di Istanbul. Pembicaraan tersebut bertujuan mencari solusi untuk mengurangi bentrokan di perbatasan, mencegah serangan lintas batas, serta memperkuat kerja sama dalam memerangi terorisme.
“Saat ini, partisipasi kami dalam proses ini berkembang ke arah yang positif. Kami berharap hasilnya akan menguntungkan," kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan kembali dari Azerbaijan.
"Pekan depan, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, Menteri Pertahanan Nasional Yasar Guler, dan Kepala Intelijen Ibrahim Kalin akan mengunjungi Pakistan. Setelah membahas isu-isu ini secara langsung, mereka diharapkan dapat menyelesaikan proses yang dimulai di Doha dan Ankara,” katanya lebih lanjut.
Erdogan juga menambahkan, Turki terus menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan berharap tercapai gencatan senjata serta perdamaian yang langgeng antara dua negara bertetangga itu.
Ketegangan di sepanjang Garis Durand, perbatasan yang disengketakan antara Pakistan dan Afghanistan, meningkat sejak pertengahan Oktober setelah Kabul menuduh Islamabad melanggar wilayah udara dan melancarkan serangan ke wilayah Afghanistan.
Kementerian Pertahanan Afghanistan mengeklaim telah melakukan “operasi balasan” terhadap Pakistan, dan bentrokan kembali pecah pada 15 Oktober.
Setelah serangan udara tersebut, Afghanistan menempatkan pasukan keamanan dalam siaga tempur penuh di sepanjang Garis Durand.
Pada 19 Oktober, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa Pakistan dan Afghanistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera dalam perundingan di Doha.
Untuk memastikan keberlanjutan gencatan senjata dan memantau pelaksanaannya, kedua negara memutuskan untuk mengadakan pertemuan lanjutan.
(Sumber: Sputnik-OANA/ANTARA)
.png)

