Aktris Emma Watson (ANTARA/instagram/emmawatson)
Pena Medan -
Aktris Emma Watson mengaku sisi promosi di industri film menjadi bagian dari pekerjaannya, namun hal itu menjadi sesuatu yang tidak "dirindukannya".
Watson dalam wawancara bersama Hollywood Authentic mengatakan bahwa bagian promosi dan menjual film setelah membintangi, justru merasa tertekan dibandingkan dengan kebahagiaan yang ditemukannya saat berada di lokasi syuting.
“Bagian terbesar dari pekerjaan ini bukan hanya aktingnya, tapi promosi dan menjual karya seni itu,” kata Watson, dikutip siaran People, Senin (22/9).
"Keseimbangannya bisa sangat terganggu. Saya akan jujur, saya tidak merindukan menjual sesuatu. Saya merasa bagian itu cukup menghancurkan jiwa," lanjut dia, mengutip Antara.
Sudah lebih dari lima tahun tidak berakting di layar lebar, Emma Watson mengakui rindu pada seni peran.
Watson terakhir tampil di layar lebar lewat “Little Women” (2019) dan berakting dalam film pendek “Prada” pada 2022 yang juga disutradarainya.
“Dalam beberapa hal saya benar-benar seperti memenangkan lotre dengan akting, dan apa yang terjadi pada saya sangat tidak biasa. Saya sangat merindukan menggunakan keahlian saya, dan saya sangat merindukan seninya,” katanya.
Emma Watson menilai meski waktu latihan dalam sebuah proyek terkadang singkat, dirinya merasa saat mendalami adegan hingga bisa melupakan dunia di sekitarnya selain momen itu, seperti sebuah kebebasan.
“Rasanya seperti bentuk meditasi yang sangat intens. Karena kamu tidak bisa berada di tempat lain. Itu sangat membebaskan. Saya sangat merindukan itu, tapi tidak merindukan tekanannya,” tutur dia.
Meskipun beberapa tahun terakhir rehat dari dunia akting, bagi bintang warabala “Harry Potter” itu justru membuatnya merasa lebih bahagia dan sehat.
Menurut Watson dalam pekerjaannya sebagai aktris bukan hanya soal peran yang dimainkan, namun juga ada beban menampilkan berbagai persona di depan publik yang dirasanya sangat menguras energi.
“Ketika saya melepaskan banyak identitas itu, saya merasa punya lebih banyak ruang untuk menjadi saudara perempuan, anak, teman, cucu, lalu seniman yang lebih baik. Dan juga seseorang yang mencoba melakukan pemikiran kritisnya sendiri,” jelas dia. ***