Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Jakarta, Pena Medan -
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkap hasil pembekuan rekening dormant. Deposit judi online (judol) menurun drastis hingga 70 persen.
"Ketika dormant kita bekukan, deposit judol langsung nyungsep sampai minus 70% lebih," kata Ivan saat dihubungi kumparan, Kamis (31/7).
Ivan menjelaskan, pada Semester 1 Tahun 2025 saja, tepatnya pada April 2025, deposit judol mencapai Rp 5 triliun lebih.
Namun saat penghentian rekening dormant pada 16 Mei 2025 diberlakukan, angka deposit judol menurun drastis mencapai Rp 1,5 triliun pada Juni.
"Dari Rp 5 triliun lebih menjadi hanya Rp 1 triliunan lebih," kata Ivan.
"Tren jumlah transaksi deposit judol juga terjun bebas setelah kita bekukan dormant. Ini kan semua hasil positif," sambungnya.
Dari data yang diberikan Ivan, tampak penurunan deposit judol sudah terjadi sejak April. Pada Mei, angka deposit sudah mencapai Rp 2,29 triliun.
Selain itu frekuensi transaksi judol juga menurun. Dari pada April 2025 sebanyak 33,23 juta kali transaksi menjadi 2,79 juta kali transaksi pada Juni 2025.
Dia menilai, pembekuan rekening dormant ini efektif untuk menekan deposit judol. "Luar biasa efektif," kata dia.
"Sudah 2 bulan ini bisa kita tarik turun ke bawah jauh. Deposit untuk judol menurun sangat tajam pasca kita henti sementara rekening dormant," ucapnya.
Menurut Ivan, jika rekening dormant tersebut tidak dibekukan, maka berpotensi deposit judol naik. Pembekuan rekening dormant ini menurut Ivan masih yang paling efektif berdasarkan perimeter risiko PPATK.
"Jika tidak, Mei-Juni bisa ke angka Rp 7 triliunan per bulan," pungkasnya.***