Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari (tengah) menghadiri acara akad massal 50.000 lebih rumah bersubsidi di Kota Serang, Provinsi Banten, Sabtu (20/12/2025). ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden.
Jakarta, Pena Medan -
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari berharap program perumahan pemerintah yang saat ini dikerjakan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kemen PKP) juga dapat mencetak pengembang-pengembang (developer) yang berkualitas.
Pasalnya, Qodari menjelaskan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki target besar di sektor perumahan, mulai dari pembangunan rumah-rumah bersubsidi yang baru, hingga renovasi rumah-rumah warga yang tidak layak huni. Setidaknya, ada tiga juta rumah layak huni bersubsidi yang ditargetkan terbangun dalam periode pemerintahan Presiden Prabowo.
"Pak Ara dan Kementerian PKP membangun suatu ekosistem untuk mengerjakan pekerjaan raksasa ini, pekerjaan besar ini. Di dalamnya, ada developer, kemudian ada perbankan, ada asosiasi perumahan," kata Qodari dalam siaran resmi Kantor Staf Presiden di Jakarta, Senin.
Ara yang disebut oleh Qodari merujuk kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.
Qodari kemudian mengungkap harapannya bahwa ekosistem yang dibangun oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman itu dapat mencetak pengembang-pengembang perumahan subsidi yang berkualitas.
"Dalam ekosistem yang dibangun oleh Kementerian Perumahan ini Insyaallah kualitasnya bagus, prosesnya cepat dan mudah, biayanya diringankan," ujar Kepala Staf Kepresidenan.
Di Kota Serang, Banten, Sabtu (20/12), Presiden Prabowo Subianto memimpin acara akad massal dan serah terima kunci 50.030 rumah bersubsidi yang sebagian besar dari para penerima kunci merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam acara itu, sebanyak 300 akad digelar secara langsung di lokasi acara, diikuti oleh 11 bank penyalur, sementara 49.730 akad digelar secara online diikuti oleh 39 bank penyalur yang tersebar di 110 titik di 33 provinsi.
Kemudian, acara serah terima kunci rumah diwakili oleh sembilan penerima manfaat rumah bersubsidi, yaitu Diki Mubarok yang sehari-hari berprofesi sebagai guru honorer, kemudian Suyono (perwakilan dari kelompok difabel), Sanah Maemunah (sehari-hari berdagang kopi keliling), Suparmin (pengendara ojek online), Nana Suryana (penjaga ruang jenazah), Siti Fatimah (perwakilan dari serikat buruh), Bayu Bina (da'i/penceramah), Airin Ajiyanti (sehari-hari berprofesi nelayan), dan Ahmad Kurniadi (sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur rambut/kapster).
Sumber: Antara
.png)

