Penyambutan secara militer jenazah Prada Lucky Namo saat tiba di Bandara El Tari Kupang, NTT. Foto: Istimewa
Kupang, Pena Medan -
Prada Lucky Namo, prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT, sendiri mengembuskan napas terakhirnya di ICU RSUD Aeramo. Ia dirawat intensif selama empat hari.
Sudah ada 20 tersangka yang merupakan senior dan rekan daripada Prada Lucky di tempat tugasnya. Salah satu di antaranya adalah seorang perwira. Namun, detail identitas mereka belum disampaikan.
Berikut rangkumannya:
Motif 20 Prajurit TNI Aniaya Prada Lucky hingga Tewas: Pembinaan
Kadispenad Wahyu Yudhayana mengungkap motif 20 tersangka dalam tewasnya Prada Lucky Namo, prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT.
Sejauh ini, pembinaan jadi motif utama yang mengakibatkan Lucky tewas.
“Saya sudah sampaikan, semuanya atas dasar pembinaan, jadi pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit,” ucap Wahyu di Dispenad Mabes TNI AD, Jakarta pada Senin (11/8).
“Jadi cukup saya sampaikan sampai di situ, karena tentu kami perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan para tersangka,” tambahnya.
Wahyu belum menjelaskan bagaimana kronologi penganiayaan yang mengakibatkan Prada Lucky meregang nyawa. Menurut Wahyu, pembinaan itu dilakukan dalam beberapa rentang waktu.
“Proses pembinaan ini dilaksanakan pada beberapa rentang waktu dan dilaksanakan kepada beberapa personel oleh personel lainnya,” ucap Wahyu.
“Sehingga harus betul-betul menyeluruh pemeriksaannya, sehingga betul-betul bisa diambil langkah-langkah yang tepat, kepada orang yang tepat sehingga pertanggungjawaban itu dapat ditegakkan, evaluasi, perbaikan juga dapat dilaksanakan untuk masa yang akan datang,” tambah dia.
Pangdam Udayana IX/Udayana Temui Keluarga
Pangdam Udayana IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, mengunjungi rumah duka Prada Lucky Namo di Kupang, NTT, Senin (11/8).
Piek menyampaikan ungkapan duka kepada keluarga Lucky. Bahkan, ibu dari Lucky, Paulina Mirpey, sempat bersimpuh di hadapan Pangdam.
ADVERTISEMENT
Ketika disinggung perkembangan kasus ini, Piek mengatakan 20 orang sudah ditetapkan tersangka. Mereka adalah anggota Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo.
"Saat ini prosesnya sedang berlangsung dan saya secepatnya akan melaporkan kepada pimpinan, namun akan ditunda dalam artian menunggu rekonstruksi yang sedang dilaksanakan," kata Piek Budyakto.
Piek tidak membeberkan identitas para tersangka. Namun ia menyebut satu di antaranya adalah seorang perwira.
"Sudah 20 tersangka, termasuk satu perwira. Kami akan buka secara transparan," ucap Piek.
Ada Saksi yang melihat Prada Lucky Dianiaya
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, mengatakan dalam kasus dugaan penganiayaan ini ada saksi di lokasi kejadian. Hanya saja Wahyu tak menjelaskan siapa saja saksi itu dan berapa orang.
“(Hanya) Ada saksi. Kan sudah saya bilang tadi, yang ditanya tadi, menyampaikan ada juga beberapa personel yang survive,” ujar Wahyu di Dispenad Mabes TNI AD, Jakarta pada Senin (11/8).
TNI AD: Senior Siksa Prada Lukcy Pakai Tangan Kosong dalam Rangka Pembinaan
Kadispen TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan, ternyata ada korban lain selain Lucky. Namun kondisinya selamat.
TNI AD mengatakan, Lucky dan rekannya dianiaya seniornya menggunakan tangan kosong.
“Tidak ada alat ya, lebih kepada menggunakan anggota badan tangan ya,” ucap Wahyu di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (11/8).
“Tidak ada (alat yang disita). Artinya tidak ada penggunaan alat tertentu itu tidak ada,” tambahnya.
TNI AD menyebut, penyiksaan yang dilakukan itu dalam rangka pembinaan. Namun pembinaan apa, tidak dijelaskan secara rinci.
Ayah Prada Lucky Namo, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, mengaku sudah merelakan kepergian putranya itu dan tidak akan melakukan autopsi terhadap jasad anaknya yang sudah dimakamkan.
"Kami sudah rela dan tidak mau siksa anak saya. Saya hanya mau tahu, kenapa anak saya dibunuh. Saya tidak akan bikin keributan di masyarakat, saya tentara," ujarnya, Sabtu (9/8).
"Mau pelakunya satu, atau dua atau berapa pun, saya tidak urus, yang saya minta, alasan apa anak saya dibunuh dan bagaimana sampai dia mati, itu saja. Bukan ayam yang bunuh dia, yang jelas manusia. Jangan masalah satu disimpang ke masalah lain," katanya.
Christian meminta maaf kepada institusi TNI atas pernyataannya yang diplesetkan di media sosial. Ia tak bermaksud menghina TNI.
"Saya tentara tidak mungkin saya menghancurkan nama TNI. Saya kerja untuk rakyat, untuk merah putih. 31 tahun jadi tentara, hidup saya untuk merah putih," ujarnya.Christian meminta maaf kepada institusi TNI atas pernyataannya yang diplesetkan di media sosial. Ia tak bermaksud menghina TNI.
"Saya tentara tidak mungkin saya menghancurkan nama TNI. Saya kerja untuk rakyat, untuk merah putih. 31 tahun jadi tentara, hidup saya untuk merah putih," ujarnya.***