Warga Palestina merayakan gancatan senjata fase pertama Israel dan Hamas di Khan Younis, Jalur Gaza, Kamis (9/10/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta bersyukur atas kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, ia mewanti-wanti dengan kemungkinan ‘perdamaian semu’.
"Jangan sampai ini menjadi 'perdamaian semu'. Karena track record Israel selama ini tidak menginginkan perdamaian. Hampir selalu Israel mengkhianati kesepakatan gencatan senjata,” ucap Sukamta dalam keterangannya, Jumat (10/10).
“Setiap upaya negosiasi juga hampir selalu digagalkan oleh Israel. Terakhir lalu Israel menyerang Doha Qatar, menarget negosiator Hamas yang sedang bernegosiasi untuk gencatan senjata dan mewujudkan perdamaian,” tambahnya.
Namun, Sukamta menilai kesepakatan gencatan senjata ini merupakan kemajuan signifikan. Ia menilai, kesepakatan itu adalah langkah awal perdamaian.
"Setelah upaya negosiasi terus-menerus untuk membicarakan gencatan senjata dan perdamaian, kita bersyukur akhirnya tercapai kesepakatan antara Palestina dan Israel dengan mediator. Ini capaian yang signifikan dalam negosiasi tidak langsung antara Palestina dengan Israel,” ucap politikus PKS itu.
“Langkah awal menuju perdamaian sudah terlihat, meski perjalanan masih sangat panjang, karena perdamaian ini baru akan memasuki tahap 1, yaitu pembebasan sandera, penarikan IDF ke garis-garis yang disepakati dan pembukaan blokade bantuan kemanusiaan,” tambahnya.
Sukamta pun berharap agar PBB dilibatkan secara maksimal dalam pengawasan kesepakatan gencatan senjata itu. Ia berharap gencatan senjata berhasil dan Palestina segera merdeka.
"PBB sebagai lembaga internasional harus dilibatkan secara maksimal, bukan hanya sebagai stempel,” ucap Sukamta.
"Semoga kesepakatan yang ada ini bisa berhasil dalam melalui setiap tahapannya menuju perdamaian yang sejati dan kemerdekaan penuh Palestina. Kita semua harus terus mengawal ketat kesepakatan ini agar on the track,” tambahnya.
(Sumber: Kumparan)
.png)

