Pena Medan -
Kita sering memperhatikan kondisi rambut di cermin, apakah tampak sehat, berkilau, atau rontok? Namun, rambut bukan sekadar mahkota penampilan. Rambutmu juga bisa memberi tanda tentang kondisi kesehatan tubuhmu.
Penelitian menunjukkan, perubahan pada warna, tekstur, atau ketebalan rambut bisa jadi tanda terkait kesehatan, pengaruh genetik, stres, atau kekurangan nutrisi. Berikut enam hal yang perlu diperhatikan
Dilansir dari laman Everyday Health, Selasa, 21 Oktober 2025 ini enam tanda penting yang bisa kamu perhatikan:
1. Rambut Beruban karena Stres dan Faktor Genetik
Rambut beruban atau dalam istilah kedokteran disebut canities adalah hal yang alami seiring bertambahnya usia. Rambut berwarna putih terjadi karena folikel rambut makin sedikit memproduksi warna.
Namun, penelitian juga menemukan, stres bisa mempercepat proses rambut beruban dengan menyebabkan kerusakan DNA. Stres juga bisa membuat rambut rontok. Selain itu, oxidative stress, kondisi ketika molekul berbahaya merusak sel dan jaringan tubuh, juga berperan dalam munculnya uban.
“Oxidative stress atau saat radikal bebas merusak proses perbaikan tubuh, dapat memengaruhi sel yang memproduksi pigmen,” kata Paradi Mirmirani, dokter kulit dari Permanente Medical Group di Vallejo, California, Amerika Serikat.
Faktor genetik juga punya pengaruh besar terhadap waktu seseorang mulai beruban. Menurut penelitian, beberapa gen berperan dalam proses ini. Jadi, jika orang tuamu beruban di usia tertentu, kemungkinan kamu juga akan mengalaminya di usia yang sama.
2. Rambut Rapuh Bisa Jadi Tanda Sindrom Cushing
Rambut yang kering dan mudah patah bisa jadi gejala sindrom Cushing, kondisi langka yang disebabkan oleh kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi di dalam tubuh.
Mirmirani menyebutkan, gejala sindrom Cushing biasanya tidak hanya pada rambut. Penderitanya juga bisa mengalami tekanan darah tinggi, mudah memar, kelelahan, dan nyeri punggung.
3. Rambut Menipis Bisa Jadi Gejala Penyakit Tiroid
Rambut yang makin tipis atau mudah rontok bisa berkaitan dengan hipotiroidisme, kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Kekurangan hormon ini dapat memperlambat proses metabolisme dan memengaruhi pertumbuhan rambut.
Sekitar 4,6% orang di Amerika Serikat berusia 12 tahun ke atas mengalami hipotiroidisme, meski sebagian besar dalam tingkat ringan. Gejalanya antara lain kulit kering, berat badan naik, bicara melambat, nyeri leher, tenggorokan terasa nyeri, dan lidah yang membesar.
Tes TSH (Thyroid-Stimulating Hormone) dapat memastikan diagnosis. Pengobatannya umumnya berupa obat pengganti hormon tiroid.
4. Rambut Rontok Bisa Menandakan Anemia
Rambut yang rontok berlebihan bisa menandakan anemia defisiensi zat besi, kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat. Mirmirani mengatakan, ia lebih sering menyarankan tes anemia pada perempuan dengan menstruasi berat atau orang yang menjalani pola makan vegetarian, karena keduanya berisiko kekurangan zat besi.
Belum diketahui secara pasti mengapa kekurangan zat besi bisa memicu kerontokan, namun zat besi berperan penting dalam proses biologis, termasuk pertumbuhan rambut.
“Jika dokter menemukan kamu kekurangan zat besi, meningkatkan asupan makanan kaya zat besi atau mengonsumsi suplemen bisa membantu,” jelas Rebecca Baxt, dokter kulit di Paramus, New Jersey, Amerika Serikat.
Kerontokan rambut juga dapat terjadi sementara akibat perubahan kadar hormon estrogen, misalnya setelah melahirkan atau berhenti menggunakan pil KB.
5. Kekurangan Protein Bisa Bikin Rambut Tipis dan Rontok
Protein adalah komponen paling penting untuk pertumbuhan dan kekuatan rambut. Kekurangan protein bisa menyebabkan rambut rontok atau kehilangan volume.
Sumber protein yang baik termasuk yogurt tanpa lemak, lentil, telur, dan ikan salmon liar. Namun, orang yang mengalami masalah pencernaan atau baru menjalani operasi bypass lambung bisa kesulitan menyerap protein. Dalam kasus ini, konsultasikan dengan dokter sebelum mengubah pola makan.
6. Serpihan Putih atau Kuning Bisa Menandakan Ketombe
Ketombe muncul sebagai serpihan putih atau kuning di kulit kepala dan bahu. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh dermatitis seboroik, peradangan kulit yang menghasilkan sisik berminyak, ruam, dan rasa gatal.
Penyebab lainnya termasuk jamur malassezia, kulit kepala kering, psoriasis, eksim, atau reaksi terhadap produk rambut tertentu. Ketombe biasanya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan sampo anti-ketombe biasa atau resep dokter.
Perawatan Berlebihan Bisa Rusak Rambut
Perangkat Elektronik Misterius Terbakar, Pesawat Berpenumpang 166 Orang Mendarat Darurat
Perawatan berlebihan seperti pewarnaan atau penggunaan alat panas bisa menutupi tanda-tanda tersebut dan merusak rambut.
Menurut Mirmirani, banyak pasien datang dengan keluhan rambut rusak akibat terlalu sering mewarnai atau menggunakan alat panas seperti catokan dan pengering.
Tania Moran, hairstylist di Swank Hair Salon, New York, menyarankan untuk tidak menggunakan lebih dari satu alat panas per hari.
“Serum dan minyak rambut bisa membantu melindungi rambut dari kerusakan akibat panas,” katanya.
Moran menambahkan, mewarnai rambut di salon relatif aman, tapi bleaching atau pewarnaan di rumah bisa merusak rambut. Gunakan sampo yang melembapkan dan menjaga warna setelah pewarnaan.
(Sumber: Liputan6)
.png)

