Pasca Gencatan Senjata, Warga Gaza Kembali dari Pengungsian: Kami Pulang Tanpa Rumah

Warga berjalan di tengah kehancuran di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Sabtu (11/10/2025). Foto: AFP

Pena Medan -

Pasca gencatan senjata antara Hamas dan Israel membuat warga Palestina bisa pulang ke Gaza utara. Mereka sebelumnya dipaksa mengungsi dari rumahnya oleh Israel saat konflik Hamas-Israel pecah.

Israel terus membombardir Gaza hingga menewaskan puluhan ribu orang. Bangunan-bangunan di sana juga runtuh akibat serangan tersebut. Gaza utara menjadi salah satu target serangan Israel.

Sherin Abu al-Yakhni yang baru kembali ke Gaza utara begitu terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Sepanjang pandangannya Gaza dipenuhi oleh reruntuhan bangunan. Ia sampai tidak mengenali daerah asalnya itu.

Warga berjalan di tengah kehancuran di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Sabtu (11/10/2025). Foto: AFP

"Apakah itu Gaza? Apakah itu yang tersisa dari Gaza? Apakah ini kehidupan? Kami kembali tanpa rumah dan tanpa tempat berlindung untuk anak-anak kami, dan musim dingin semakin dekat," kata Sherin Abu al-Yakhni dikutip dari Aljazeera, Minggu (12/10).

"Tidak ada makanan dan air. Sejak kemarin, kami tidak dapat menemukan seteguk air pun untuk anak-anak kami," tambahnya.

Farah Saleh, warga Palestina lainnya juga mengaku terkejut dengan kondisi Gaza saat ini. Ia mengatakan kehancurannya lebih parah dari terakhir kali ia datang.

"Kami pernah kembali ke utara sebelumnya, dan tempat itu hancur. Tetapi kali ini, kembali ke Gaza utara, kami terkejut dengan apa yang kami lihat. Besarnya kehancuran ini. Semakin jauh kami berjalan, semakin kami terkejut," ujarnya.

Laporan Aljazeera menunjukkan sejumlah buldozer dikerahkan untuk membersihkan puing bangunan yang menutupi jalan. Di sisi lain warga terlihat membawa barang-barang mereka, berjalan di antara gedung-gedung yang hancur.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, hingga Agustus 2025, 92 persen dari seluruh bangunan tempat tinggal dan 88 persen fasilitas komersial di Gaza telah rusak atau hancur.

PBB juga menyebut 89 persen jaringan air dan sanitasi di Gaza telah rusak atau hancur, menyebabkan lebih dari 96 persen rumah tangga tidak memiliki jaminan air bersih.

Serangan Israel ke Gaza selama 2 tahun juga telah merusak 125 fasilitas kesehatan, termasuk 34 rumah sakit. Serangan itu juga menewaskan 1.722 petugas kesehatan.



(Sumber: Kumparan)

Baca Juga Brow
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan



Iklan



نموذج الاتصال