Suasana rumah duka mahasiswa IPB Anggit Bima Wicaksana yang meninggal saat menjalankan tugas pengabdian di Papua melalui Ekspedisi Patriot di Pondok Aren, Tangsel, Rabu (22/10/2025). Foto: kumparan
Tangsel, Pena Medan -
Seorang mahasiswa IPB bernama Anggit Bima Wicaksana, yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot, meninggal dunia karena kecelakaan di sekitar kawasan transmigrasi Bomberey, Tomage, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, Selasa (21/10).
Tim Ekspedisi Patriot merupakan inisiatif strategis Kementerian Transmigrasi dalam membangun ekosistem kawasan transmigrasi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
Bima saat itu tengah mengendarai sepeda motor menuju lokasi penelitian. Namun karena hujan, motor yang dikendarainya tergelincir dan terjatuh, hingga akhirnya tertabrak truk yang melintas dari arah berlawanan.
“Kejadian pukul 13.27 Waktu Indonesia Timur, pada Selasa, 21 Oktober 2025. Kami mengetahui kabar duka tersebut kurang lebih satu jam kemudian,” kata Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman di rumah duka, Jalan Jalak Bali, Graha Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (22/10).
Setelah mendapat kabar tersebut, Iftitah menugaskan Wakil Menteri Transmigrasi dan sejumlah dirjen terkait untuk tetap menjalankan tugas harian kementerian, sementara Sekjen Transmigrasi serta pejabat lain ditugaskan menuju rumah duka.
Dengan segala opsi yang ada, pemulangan jenazah dilakukan dengan menyewa pesawat kecil menuju Fakfak. Sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat, jenazah tiba dan kemudian diterbangkan ke Halim Perdanakusuma pukul 05.00 pagi waktu setempat.
“Kami juga pelajari situasinya. Dari kawasan transmigrasi itu jaraknya kurang lebih tiga jam menuju Fakfak. Runway di Fakfak hanya 1.600 meter, jadi tidak bisa dipakai untuk pesawat Boeing 737, hanya pesawat kecil baling-baling jenis ATR 72,” kata Iftitah.
Suasana rumah duka mahasiswa IPB Anggit Bima Wicaksana yang meninggal saat menjalankan tugas pengabdian di Papua melalui Ekspedisi Patriot di Pondok Aren, Tangsel, Rabu (22/10/2025). Foto: kumparan
“Dalam waktu kurang dari 24 jam, jenazah Anggit sudah kami pulangkan. Ini sebagai penghormatan terakhir kami yang tertinggi kepada almarhum Anggit,” ujar Iftitah.
Iftitah menuturkan, selama menjalankan tugasnya sebagai anggota Tim Ekspedisi Patriot dalam dua bulan terakhir di Fakfak, banyak pihak yang terkesan dengan sosok almarhum. Selama bertugas, almarhum tinggal di rumah pribadi milik Kepala Dinas Transmigrasi setempat.
“Almarhum ini sangat giat mengamalkan ilmunya, jadi banyak yang merasa kehilangan,” katanya.
Patriot Muda yang Mengabdi untuk Papua
Iftitah mengenang sosok almarhum Anggit, anggota Tim Ekspedisi Patriot, sebagai pribadi berjiwa pemimpin dan penuh pengabdian selama menjalankan tugas di Fakfak, Papua Barat.
Selama dua bulan bertugas di Fakfak, Anggit tinggal di rumah pribadi milik Kepala Dinas Transmigrasi setempat. Menurut Iftitah, banyak pihak yang terkesan dengan dedikasi dan ketulusannya.
“Banyak sekali yang sangat berkesan dengan almarhum. Saya yakin kepemimpinannya di sana luar biasa,” ujar Iftitah.
Iftitah mengungkapkan, keberangkatan Anggit ke Papua sempat ditentang oleh sang ayah. Namun tekad kuat untuk mengabdikan diri bagi masyarakat membuatnya tetap berangkat dan bergabung dengan Tim Ekspedisi Patriot di kawasan transmigrasi Bomberey, Tomage, Kabupaten Fakfak.
“Ayahandanya sempat melarang, tapi almarhum berkata, ‘Saya ingin mengamalkan ilmu saya untuk rakyat Papua’,” tutur Iftitah.
Iftitah menyebut kisah Anggit menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Menurutnya, pembangunan di kawasan transmigrasi tidak akan berhasil tanpa kehadiran sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap berkorban dan bekerja untuk masyarakat.
“Saya sangat berbangga, karena banyak SDM unggul yang rela mengorbankan diri demi membantu rakyat kita di kawasan transmigrasi,” ujarnya.
Sebagai bentuk penghargaan, Kementerian Transmigrasi berencana memberikan penghormatan khusus kepada almarhum Anggit atas dedikasi dan pengabdiannya untuk negara.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk almarhum Anggit, tetapi juga untuk seluruh patriot yang telah mengabdi di daerah transmigrasi,” tutup Iftitah.
(Sumber: Kumparan)
.png)

