Indonedia Bakal Punya 15 Bendungan Baru di Era Prabowo, Anggaran Rp 47,84 T

Bendungan Jlantah, Karanganyar, Jawa Tengah. Foto: Dok. Waskita Karya

Jakarta, Pena Medan -

Indonesia akan memiliki 15 bendungan baru di era kepresidenan Prabowo Subianto yang akan mendukung swasembada pangan dari segi irigasi. Nantinya, pembangunan 15 bendungan baru tersebut membutuhkan anggaran senilai Rp 47,84 triliun.

Sebelumnya, 15 bendungan tersebut memiliki waktu pekerjaan dari tahun 2025 hingga 2029. Belasan bendungan tersebut tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Dari keberadaan 15 bendungan tersebut, Menteri PU Dody Hanggodo menuturkan terdapat peningkatan potensi layanan irigasi dari 184.515 hektare menjadi 263.055 hektare. Dengan begitu, luas tanam juga bisa menjadi lebih luas dari 277.775 hektare menjadi 483.163 hektare.

“Pembangunan bendungan harus dibarengi dengan pembangunan saluran konektivitas dan jaringan irigasi. Dengan pasokan udara yang berkelanjutan, produktivitas pertanian dapat meningkat, dan kesejahteraan petani ikut terdongkrak,” kata Dody dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10).

Adapun 15 bendungan yang akan rampung sebelum 2029 tersebut adalah Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan), Cibeet dan Cijurey (Jawa Barat), Bener (Jawa Tengah), Bener, Karangnongko, Jragung, Cabean (Jawa Tengah), Bagong (Jawa Timur), Manikin dan Mbay (NTT), Jenelata (Sulawesi Selatan), Way Apu (Maluku), Budong-Budong (Sulawesi Barat), Riam Kiwa (Kalimantan). Selatan), dan Bulango Ulu (Gorontalo).

Selain itu, keberadaan 15 bendungan baru juga akan mendorong peningkatan hasil panen dari 1,4 juta ton menjadi 2,34 juta ton per tahun.

Di samping itu, indeks pertanaman (IP) juga diproyeksi meningkat dari 150 persen menjadi 262 persen. Dengan begitu, petani nantinya bisa menanam dua hingga tiga kali dalam setahun. 

Untuk itu, saat ini Kementerian PU juga terus mempercepat pembangunan 15 bendungan tersebut. Per 7 Oktober 2025, 10 dari 15 bendungan telah mencapai progres konstruksi di atas 60 persen.

Capaian progres konstruksi tertinggi dicapai oleh Bendungan Way Apu di Maluku sebesar 94,59 persen. Bendungan tersebut akan digunakan untuk mendukung ketahanan udara dan pangan di Provinsi Maluku dengan kapasitas tampungan 50,05 juta meter kubik, dan luas mencakup 273,79 hektare dengan potensi irigasi seluas 10.562 hektare.

Saat ini, Kementerian PU memang sedang fokus untuk menghubungkan bendungan sebagai tampungan udara dengan sistem irigasi melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier,

Tercatat, terdapat dua daerah irigasi yang membutuhkan pembangunan saluran konektivitas dari stopkontak, yakni DI Budong-Budong di Sulawesi Barat dan DI Way Apu di Maluku dengan total panjang jaringan sekitar 12,64 km untuk mengairi lahan seluas 400 hektare.

Saat ini, juga sudah terdapat 3 daerah irigasi yang sudah terkoneksi namun masih perlu pembangunan lanjutan. Daerah irigasi tersebut adalah DI Bulango Ulu di Gorontalo, DI Jragung Kompleks di Jawa Tengah dan DI Komering di Sumatra Selatan yang memiliki kebutuhan panjang saluran 90,67 km untuk melayani irigasi lahan seluas 35.339 hektare.

Sementara itu, 15 daerah irigasi lain masih membutuhkan perbaikan jaringan sepanjang 210,32 km untuk melayani irigasi lahan seluas 15.292 hektare.



(Sumber: Kumparan)





Baca Juga Brow
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan



Iklan



نموذج الاتصال