Konflik AS, Iran, Israel Berisiko Runtuhkan Rezim Non-proliferasi Nuklir

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi. ANTARA/Anadolu/py

Pena Medan - 

Konflik yang berlangsung antara Amerika Serikat (AS), Iran, dan Israel berisiko meruntuhkan rezim non-proliferasi nuklir global, demikian peringatan Kepala Badan Pengawas Nuklir Dunia pada Senin (23/6).

Dalam pernyataan pengantar pada pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi mengatakan, “Kita berkumpul hari ini di tengah konflik serius yang melibatkan tiga negara anggota IAEA, di mana situs-situs nuklir Iran menjadi sasaran serangan. Besarnya dampak konflik ini berpotensi meruntuhkan rezim non-proliferasi nuklir global.”

Ia kembali menyerukan solusi diplomatik atas konflik tersebut. “Masih ada jalan diplomasi. Kita harus menempuhnya, jika tidak, kekerasan dan kehancuran bisa mencapai tingkat yang tak terbayangkan, dan rezim non-proliferasi global yang telah menopang keamanan internasional selama lebih dari setengah abad bisa runtuh,” ujar Grossi.

Untuk mencapai perdamaian melalui jalur negosiasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah kembali ke meja perundingan dan mengembalikan para inspeksi IAEA, sebagai penjaga di situs-situs nuklir Iran, jelasnya.

“Langkah-langkah khusus yang diambil Iran untuk melindungi bahan dan peralatan nuklirnya dapat dilakukan sesuai dengan kewajiban pengamanan yang dimiliki Iran. Ini memungkinkan. Para inspektur IAEA saat ini berada di Iran dan siap menjalankan tugasnya,” tegas Grossi.

Terkait dampak serangan AS terhadap situs nuklir Iran, Grossi menyebutkan bahwa kawah-kawah yang terlihat di fasilitas Fordo menunjukkan penggunaan amunisi penghancur bunker, sebagaimana dikonfirmasi Washington.

“Dengan daya ledak yang digunakan dan sifat sentrifugal yang sangat sensitif terhadap getaran, kerusakan signifikan diperkirakan telah terjadi,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa bangunan tambahan yang terkena di fasilitas nuklir Isfahan menegaskan penggunaan rudal jelajah oleh AS.

Selain itu, lanjutnya, fasilitas pengayaan bahan bakar di Natanz juga diserang dengan amunisi penghancur bunker.

Iran, kata Grossi, telah memberitahu IAEA bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi di ketiga situs tersebut.


Sumber: Anadolu/Antara


Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan

Magspot Blogger Template

Iklan

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال