Ciputat, Penamedan.info
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh siswi SMK swasta berinisial ‘S’ di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, telah menarik perhatian serius dari pemerintah daerah. Insiden memilukan ini memicu reaksi cepat dari Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, yang langsung memanggil pihak sekolah untuk memberikan keterangan dan klarifikasi terkait peristiwa yang sangat mengkhawatirkan ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada siang hari tersebut, hadir jajaran pimpinan sekolah, termasuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, guru Bimbingan Konseling (BK), serta perwakilan dari yayasan pengelola sekolah. Mereka diminta untuk memberikan kronologi lengkap mengenai pelaporan korban serta menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil oleh pihak sekolah sejak kasus ini mencuat ke permukaan.
*Saya meminta pihak sekolah dan yayasan untuk tidak takut dalam menyampaikan informasi secara terbuka, jelas, dan kooperatif agar kasus ini bisa segera menemui titik terang," tegas Pilar dalam pernyataannya melalui akun resmi Instagram @pilarsaga_official. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Pemkot Tangsel untuk transparansi dan keadilan dalam menangani kasus ini.
Wakil Wali Kota Tangsel didampingi oleh pejabat dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Satgas Perlindungan Anak (P2TP2A), serta pendamping hukum yang akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Pemkot juga menyediakan layanan pendampingan hukum dan konseling psikologis bagi korban, sebagai bentuk dukungan yang sangat dibutuhkan dalam situasi yang sulit ini.
Secara paralel, Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan turut bergerak dengan menjalankan proses pemeriksaan bukti-bukti dan memintai keterangan dari seluruh pihak terkait. Pilar menegaskan bahwa koordinasi antara Pemkot dan Polres Tangsel akan terus ditingkatkan demi penanganan menyeluruh dan adil atas kasus ini.
*Pemkot Tangsel berkomitmen penuh untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas, agar keadilan bagi para korban bisa segera ditegakkan,* tambahnya.
Kasus ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya sistem perlindungan anak di lingkungan pendidikan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan berharap agar seluruh institusi pendidikan dapat memperketat mekanisme pengawasan internal dan menciptakan ruang aman bagi peserta didik, khususnya perempuan.
Kasus pencabulan yang terjadi di SMK swasta Ciputat ini membuka mata banyak pihak bahwa kekerasan seksual di lingkungan pendidikan bisa terjadi kapan saja.
Namun, sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam memastikan korban mendapatkan keadilan, serta menciptakan ruang belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.
Dengan langkah-langkah tegas yang diambil oleh Pemkot Tangsel dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kasus ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap anak-anak di lingkungan pendidikan, serta mendorong perubahan positif dalam sistem yang ada.
*Aman*