Temuan Masalah Tertinggi Cek Kesehatan Gratis 41,89 Juta orang Hingga Oktober 2025

Konferensi Pers Cek Kesehatan Gratis di Kemenkes. Dari kiri Wamenkes Dante-Menkes Budi-Wamenkes Benjamin Paulus. Dok. Aulia/MedcomKonferensi Pers Cek Kesehatan Gratis di Kemenkes. Dari kiri Wamenkes Dante-Menkes Budi-Wamenkes Benjamin Paulus. Dok. Aulia/Medcom

Jakarta, Pena Medan -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa per Jumat, 17 Oktober 2025, sebanyak 41,89 juta orang telah melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari 44,9 juta pendaftar.

Menkes Budi menambahkan bahwa setiap hari, ada sekitar 600 ribuan orang yang diperiksa melalui CKG. Dengan laju seperti itu, diperkirakan ada 30 jutaan orang lagi yang mengikuti program tersebut pada sisa 2025 ini.

"Saya kan jujur, mungkin capaiannya di kepala 70 jutaan," ungkap Menkes Budi dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gedung Kemenkes.

Pada proses hingga angka tersebut, sempat mengalami penghambatan kenaikan orang yang ingin CKG. Menkes Budi mengatakan bahwa Kemenkes mendengarkan keluhan masyarakat, sehingga hasilnya sekarang CKG diakses lebih mudah.

"Awalnya kaya harus nunggu ulang tahun kelamaan atau terlewat, lalu akses rumah sakit yang perlu sesuai wilayah, akhirnya kita ubah dan akhirnya naik (yang melakukan CKG)," jelas Menkes Budi.

Temuan masalah kesehatan tertinggi 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa CKG penting sebagai langkah membantu orang untuk mengetahui risiko penyakit yang dapat diderita pada 10 tahun mendatang.

"Dan teman-teman bisa lihat, sekarang angka kunjungan di Puskesmas naik, karena mereka sudah mulai sadar bahwa oh saya kolesterolnya naik, saya tekanan darahnya naik, saya gula darahnya naik, mereka mulai banyak. Terus juga mulai hidup sehat," papar Wamenkes Dante.

Temuan masalah kesehatan pun berbeda-beda pada setiap usianya. Adapun beberapa temuan tertinggi masalah kesehatan pada masing-masing usia. 

1. Bayi baru lahir

Pertama, temuan masalah kesehatan pada bayi baru lahir. Tertinggi mengalami kelainan saluran empedu (18,15 persen), berat lahir rendah (6,1 persen), penyakit jantung bawaan kritis (5,6 persen), hipotiroid kongenital (0,9 persen), dan defisiensi enzim G6PD (0,4 persen). 

2. Balita dan pra sekolah

Kedua, temuan masalah kesehatan pada balita dan anak pra-sekolah. Tertinggi mengalami masalah gigi (31,3 persen), risiko sedang/tinggi austisme 2 tahun (16,2 persen), pemeriksaan anemia 2 tahun (10,7 persen), risiko berat badan berlebih (1,5 persen), stunting (0,7 persen).

3. Sekolah dan remaja

Ketiga, pada usia sekolah dan remaja. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (60,1 persen), karies gigi (50,3 persen), anemia (27,2 persen), kesehatan reproduksi wanita (25,3 persen), hipertensi (15,9 persen).

4. Dewasa

Keempat, temuan masalah kesehatan pada dewasa. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (96,1 persen), karies gigi (42,2 persen), obesitas sentral (33,3 persen), obesitas (24,7 persen), hipertensi (16 persen).

5. Lansia

Kelima, temuan masalah kesehatan pada lanjut usia (lansia). Tertinggi adalah kurang aktivitas fisik (96,9 persen), mobilitas terganggu (66,7 persen), karies gigi (50,1 persen), gangguan penglihatan (40,3 persen), dan hipertensi (38,5 persen).




(Sumber: Metro TV)

Baca Juga Brow
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan



Iklan



نموذج الاتصال