Anwar Ibrahim, PM Malaysia, berpidato di Kemenkeu Malaysia, 5 Desember 2024. Dia menyinggung kasus Miftah vs penjual es teh. Foto: X/@anwaribrahim
Pena Medan -
Gerakan yang mendesak Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mundur dari jabatannya ramai dibicarakan. Bahkan, dijadwalkan digelar demo dengan tajuk 'Turun Anwar' pada 26 Juli mendatang.
Demo 'Turun Anwar' ini awalnya direncanakan oleh oposisi Perikatan Nasional. Mereka mengeklaim akan ada 300 ribu orang yang berpartisipasi dalam demo tersebut.
Kepolisian Malaysia mengungkapkan diperkirakan sekitar 10 ribu hingga 15 ribu orang akan turun ke jalan untuk demo 'Turun Anwar'. Plt Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Datuk Mohamed Usuf Jan Mohamad mengatakan pihak penyelenggara telah memberi tahu Kepolisian Distrik Dang Wangi terkait rencana demo.
Dia mengungkapkan sekitar 2 ribu petugas kepolisian akan ditugaskan untuk membantu mengamankan demo dan memastikan keselamatan demonstran dan masyarakat umum.
"Kami akan mengatur situasi sebaik mungkin. Perkiraan awal dari Cabang Khusus demo akan dihadiri sekitar 10 ribu hingga 15 ribu orang," katanya, dikutip dari New Straits Times dan Kumparan, Senin (21/7).
"Saya mendesak semua pihak untuk berperilaku damai dan tertib. Mohon bertanggung jawab dan menahan diri dari segala bentuk provokasi," katanya lagi dalam konferensi pers.
Dia juga mengeluarkan peringatan keras kepada siapa pun yang terbukti menghasut kerusuhan akan menghadapi tindakan keras tanpa kompromi.
"Meski hak untuk berkumpul dan menyuarakan berpendapat dilindungi, ia mengingatkan hak tersebut tidak boleh disalahgunakan dengan cara yang mengancam ketertiban umum, utamanya untuk hal-hal sensitif seperti ras, agama, dan kerajaan," tuturnya.
"Jika memungkinkan, hindari membakar barang dan menggunakan pengeras suara yang berlebihan seperti demo-demo sebelumnya. Mari kita semua ingat bahwa menjaga keamanan nasional merupakan tanggung jawab bersama," lanjutnya.
Anwar Ibrahim Persilakan Oposisi Pemungutan Mosi Tak Percaya
Sementara itu, Anwar Ibrahim menyatakan pihaknya tidak akan menghalangi pemungutan suara mosi tak percaya apa pun yang akan dilakukan di parlemen. Pernyataan itu menanggapi oposisi yang mendesaknya untuk mengundurkan diri.
Anwar Ibrahim juga mengungkapkan telah memberi tahu Ketua Dewan Rakyat Tan Sri Johari Abdul untuk mengizinkan mosi tak percaya jika diajukan.
"Jika ada mosi hari ini, di hari pertama parlemen, saya akan menunggu pemungutan suara mosi tak percaya. Jika muncul suara mayoritas, silakan. Itulah sistem kami," katanya dalam rapat bulanan Departemen Perdana Menteri.
Dia juga menekankan setiap usaha untuk menggulingkan pemerintah di luar jalur konstitusi merupakan tindakan melanggar hukum dan dapat mengancam stabilitas nasional.
"Mereka bilang tidak mau menunggu pemilihan umum. Mereka ingin memaksa pemerintah untuk berubah sekarang. Ini bertentangan dengan prinsip konstitusi dan hukum," ujarnya.
"Tidak masalah mengkritik saya, menyebut perdana menteri tidak dapat memerintah dan harus digantikan juga tak masalah. Anda bahkan bisa merencanakan seseorang yang lebih baik untuk mengambil alih -- saya tidak masalah. Tapi jika tindakan itu berujung pada kekacauan, maka tidak ada negara yang akan aman. Semua yang telah kita capai akan hilang jika stabilitas politik dan nasional tidak dapat dijamin," lanjutnya.***