Suasana Suram Idul Adha di Gaza: Jangankan Daging, Tepung pun Tidak Terbeli


Penamedan.info -

Warga Gaza, Palestina, menggelar salat Idul Adha dengan sederhana. Diberitakan AP, Jumat (6/6/2025), salat Idul Adha digelar di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.

Idul Adha merupakan salah satu perayaan penting umat Islam. Menyembelih kambing atau sapi merupakan salah satu ritual penting, kemudian dagingnya dibagikan ke penduduk miskin sebagai bentuk amal. Kemudian, masyarakat akan berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama, Sabtu (7/6) mengutip Antara. 

Sayangnya, hal seperti itu tidak bisa dilakukan di Gaza. Tidak ada daging segar yang masuk ke Gaza selama 3 bulan terakhir.

Israel memblokade pengiriman makanan dan bantuan kemanusiaan lain sebagai langkah mendesak Hamas untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza. Tak hanya itu, hampir semua kambing, domba, dan sapi mati dalam serangan Israel selama 20 bulan terakhir.

Masih ada stok daging yang dijual di dekat kamp pengungsi di Muwasi, selatan pesisir Gaza, namun tidak ada yang bisa membeli daging. Orang-orang datang untuk melihat kambing dan domba, dan juga sapi dan unta.

Idul Adha biasanya jadi hari di mana pengusaha dapat keuntungan dari masyarakat yang membeli makanan dan hadiah, namun harga kebutuhan pokok di Gaza meroket karena blokade yang dilakukan Israel. Meski Israel sempat membuka blokade 2 minggu lalu, daging dan buah segar sudah menghilang dari pasar.

Di pasar di kota terdekat Khan Younis, sejumlah toko menjual boneka kambing, jajanan khas bahkan baju bekas, namun, orang-orang tidak bisa membeli barang itu karena harganya yang mahal.

"Sebelumnya, atmosfer Idul Adha sangat terasa, anak-anak bahagia. Tapi dengan blokade tidak ada tepung, tidak ada pakaian, tidak ada kebahagiaan. Kami mencari tepung untuk anak-anak kami. Kami keluar setiap hari untuk mencari tepung dengan harga yang masuk akal, tapi kami menemukan tepung dengan harga yang tak masuk akal," kata Hala Abu Nqeira.

Warga lainnya, Rasha Abu Souleyma, kembali ke rumahnya di Rafah untuk membawa barang-barang yang dia tinggalkan di sana. Dia kembali ke kamp pengungsi di Khan Younis membawa sejumlah pakaian, kacamata plastik berwarna pink, dan gelang yang diberikan kepada dua putrinya sebagai hadiah Idul Adha.


(***)


Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال