Pena Medan -
Israel menyerang Lebanon pada Jumat (27/6). Mereka mengeklaim, serangan itu menargetkan markas militer Hizbullah.
Reuters melaporkan, ada sekitar 12 serangan udara Israel. Serangan itu menghantam jalur pegunungan dekat Kota Nabatieh, Lebanon Selatan.
Militer Israel mengatakan, jet tempurnya menyerang markas yang digunakan untuk mengelola sistem pertahanan dan tembakan Hizbullah.
Situs tersebut sebenarnya sudah hancur dalam perang 2024. Tetapi Hizbullah dituding berusaha melanjutkan aktivitas di sana yang melanggar gencatan senjata November yang mengakhiri konflik.
"Lebih dari selusin serangan udara Israel menghantam deretan puncak bukit di Lebanon Selatan pada hari Jumat," kata sumber keamanan kepada Reuters seperti dikutip juga dari Kumparan, Sabtu (28/6).)
Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam serangan itu. Ia mengatakan, Israel terus-menerus melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS.
Kesepakatan gencatan senjata itu menetapkan Lebanon Selatan harus bebas dari senjata atau pejuang non-negara. Pasukan Israel harus meninggalkan Lebanon Selatan saat pasukan Lebanon dikerahkan ke sana dan semua tembakan melintasi perbatasan Lebanon-Israel harus dihentikan.
Pasukan Israel tetap berada di setidaknya lima pos di wilayah Lebanon dan angkatan udaranya secara teratur membunuh anggota Hizbullah atau orang-orang yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.***
