Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat melaksanakan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/2/2025). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
Pena Medan -
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku ia dan timnya sudah mengetahui rencana serangan Israel ke Iran jauh sebelum serangan terjadi.
Ia mengeklaim telah berupaya mendorong kesepakatan nuklir dengan Iran dan mencegah eskalasi konflik.
Kami tahu segalanya. Saya mencoba menyelamatkan Iran dari kehancuran dan kematian,” kata Trump dalam wawancara telepon dengan Reuters, Jumat (13/6).
“Mereka masih bisa mencapai kesepakatan, belum terlambat,” tambahnya.
Pernyataan ini berbeda dari ungkapan Menteri Luar Negeri AS, Macro Rubio. Rubio menegaskan AS sama sekali tidak tahu mengenai serangan Israel ke Iran akan terjadi pada Jumat lalu, mengutip Kumparan.
Selepas serangan pertama meletus, Trump menyebut Israel “sangat berhasil”. Ia juga menegaskan akan tetap mendukung sekutunya jika Iran melancarkan serangan balasan.
Sebelumnya, Trump berulang kali meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda serangan, guna memberi ruang bagi diplomasi nuklir.
Namun, ia juga mengaku memberi Iran tenggat 60 hari untuk mencapai kesepakatan, yang menurutnya telah lewat.
“Ini hari ke-61. Kami tahu hampir semuanya,” ujarnya kepada Reuters.
Meski demikian dirinya mengaku belum dapat memastikan apakah Iran masih memiliki program nuklir pascaserangan Israel.
“Tidak ada yang tahu. Itu serangan yang sangat menghancurkan,” katanya.
Israel telah menyerang fasilitas nuklir, pabrik rudal, dan posisi militer penting di Iran, sebagai bagian dari operasi yang diklaim untuk mencegah pengembangan senjata nuklir.
Otoritas Iran menyebut lebih dari 78 orang tewas akibat serangan Israel sejak Jumat, termasuk 60 orang dalam insiden ketika sebuah rudal menghancurkan blok apartemen 14 lantai di Teheran. Sebanyak 29 di antaranya adalah anak-anak.
Sedikitnya sembilan orang di Israel tewas dan lebih dari 300 lainnya luka-luka akibat serangan rudal balasan dari Iran.
Sementara itu, rencana perundingan putaran keenam antara AS dan Iran di Oman pada Minggu masih belum jelas setelah serangan terjadi.
Utusan khusus Steve Witkoff dijadwalkan bertemu dengan delegasi Iran, namun Trump tidak yakin pertemuan itu tetap berlangsung.
“Kami akan mengadakan pertemuan. Sekarang, saya tidak yakin apakah itu akan terlaksana,” katanya.
Trump juga menggelar pertemuan dengan penasihat keamanan nasionalnya di Camp David pada Minggu malam untuk membahas Iran, dan akan kembali berbicara dengan Netanyahu pada Senin mendatang.
Gedung Putih tidak mengungkap isi rinci diskusi tersebut. Namun Trump kembali menegaskan Iran tak boleh memiliki senjata nuklir.
“Saya ingin mereka berhasil, tapi tanpa senjata nuklir,” ujarnya.***